Kisah tentang Diary #1 : Keberanian Awal Aku Menulis.
Iseng-iseng. Membongkar tumpukan buku yang ada di lemari di sudut kamar. Maksud hati merapikan isinya dan memilah mana barang-barang yang harus aku pertahankan dan mana yang layak aku singkirkan.Ough..!!!
Barang apa saja ini yang menumpuk tidak karuan di
dalam lemariku?? Lama tidak aku sentuh mereka karena aktifitasku yang
bejubel. Hampir sama penuhnya dengan isi lemariku sekarang.
Oke, kita mulai membersihkan. Semangat Miss..!!!
Satu persatu aku pilah sesuai dengan kategorinya
(kayak barang jual ajah). Dari buku, map-map berkas, tumpukan album
foto, dan .. upzzz, aku menemukan empat diary lamaku dengan cover yang
berbeda dan aku yakin, dengan berbagai macam ocehanku yang berbeda-beda.
^_^
Cover
hitam aku buka. Mirip agenda kerja, dan memang agenda kerja yang aku
alihkan fungsinya sebagai tempat uneg-uneg. Banyak coretan dengan tinta
warna-warni berglitter dan potongan dari majalah yang aku tempel
disana-sini. Ada gambar Backstreet Boys disana, bersebelahan dengan
Britney Spears. Yach, ketika itu mereka sedang tenar-tenarnya. Hm…
diary-nya anak muda. Maklum, ketika itu aku baru lulus SMP. Dan isinya
pun juga bergaya anak muda. Asal celoteh. Tanpa ada evaluasi dari
celotehanku.
Cover biru. Dengan gambar kupu-kupu merah
di depannya. Masih berisi tinta warna-warni dengan glitter yang
berserakan karena saling menindih antara halaman satu dengan halaman
yang lainnya. Tapi yang ini sedikit berbeda. Isinya, puisi. Kumpulan
puisi tepatnya. Karena dulu, sempat aku menggilai mengoceh dengan
menuliskan puisi. Karena aku yakin, orang yang sengaja membaca atau
mencuri-curi baca diaryku, pasti tidak akan mengerti maksud tulisanku.
Kecuali guru bahasa indonesia. Hehehehhe,
Aku beralih ke cover hijau. Tintanya sudah
tidak lagi ada glitter tetapi sudah berganti dengan tinta yang
keseluruhan berwarna biru. I like blue so much..!!! Aku baca, dan isinya
tetap dengan uneg-uneg yang rata-rata tentang pelajaran dan tentang
cowok. Hmmm, masa SMA yang mendebarkan. Aku tersenyum, karena ternyata
dalam diary ini aku sudah bisa meraba maksud hati dan membuat sebuah
analisa atas kejadian yang aku alami. Sudah terbentuk konsep yang matang
tentang masa depan.
Diary
terakhir. Bercover merah maroon. Hanya separuh yang terisi tulisanku,
dan terhenti. Isinya, ada celotehanku, marahku, keinginan untuk masa
depanku, resolusi tahun baru, impian 10 tahun ke depan (yang masih aku
usahakan untuk bisa memenuhi itu. ^^). Aku, semakin terlihat dewasa
dengan diary di awal kuliah. Dan aku menemukan sebuah print out chart
dalam 4 lembar HVS yang aku lem untuk menciptakan sebuah 1 lembar kertas
lebar, yang berisi cita-cita dan langkahku untuk mencapainya. Ternyata
disini aku menyelipkannya, kertas lebar yang sempat aku tempel di
dinding kosku yang dingin.
Diary. Awal keberanianku untuk menulis. Kenapa aku bilang keberanian? Karena ada sebagian orang yang menghindari menulis hanya karena malu untuk membacanya kembali. Dan tidak untuk aku. Sekarang, setelah aku menemukan 4 diaryku, aku jadi tahu, beberapa hal. Tentang perkembangan kemampuan menulisku. Tentang konsep berfikirku dengan membandingkan jenjang usiaku. Tentang masa depan yang masih aku raba tapi sudah berani aku impikan. Dan tentang kenangan yang tidak mungkin akan aku hapus karena aku malu membacanya
sumber:http://muda.kompasiana.com/2010/08/01/diary-keberanian-awal-aku-menulis-211998.htm
No comments:
Post a Comment