Friday, September 13, 2013

Tragedi Cinta

Novel Kisah Cinta Sedih
Selvi memandang dari jendela kamar dan melamun berharap pelangi muncul setelah hujan lebat. Dari arah jendela Selvi melihat seorang pria berteduh di depan rumahnya. Ia masih memperhatikan pria itu dengan sebuah tas gitar yang ia lindungi lebih berharga darinya. Akhirnya hatinya ibah dan keluar dari rumah dengan sebuah payung. Ia mendekati pria itu dan membuka pintu gerbang. “Masuk yuk, daripada kehujanan.” tawar Selvi. “Yakin ga’ papa!!” ujar pria itu sopan. “Serius. Di rumah ini aku tinggal sendiri. Ayo!!!”. Pria itu memarkirkan motornya di halaman rumah Selvi yang sederhana. Kemudian Selvi mengajaknya duduk teras rumahnya. Selvi mengambilkan sebuah handuk kering untuk mengeringkan sisa-sisa hujan untuk pria itu.

Namun pria itu lebih memilih membersihkan gitarnya daripada dirinya. Selvi hanya tersenyum memperhatikan tingkah pria berkulit putih dan bermata sipit tersebut. “Kok gitarnya dulu yang di keringkan. Bukannya kamu??” “Iya ga’ papa. Ini nyawa pertamaku. Jadi penting juga!” “Emang gitar itu buat apa??” “Saya Thomas. Saya seorang gitaris band amatiran namanya Superband.” “Wah pantesan. Dengar-dengar seorang pemusik menganggap alat musik sebagai nyawanya. Aku pikir tadinya cuma rumor dan ternyata benar!” “Hehe. Gitulah. .. Emang kamu bisa main alat musik juga?” “Hm..” Selvi terdiam menatap gitar pria tersebut. “Sedikit bisa main piano, dulu sempat les tapi sekarang udah bodoh kali, tapi kalau gitar emang ga’ bisa. Pengen belajar tapi ga’ ada waktu, sibuk untuk kuliah.” “Oo gitu… Emangnya kamu kuliah dimana?” “STIKOM dekat sini. Bukan asli dari kota ini. Rumah ini kontrak, Jangan heran kalau aku tinggal sendiri di rumah ini!” “Hahaha,, gitu…!”

Selvi menawarkan secangkir teh hangat kepada pria itu. Thomas tersanjung dengan kebaikan gadis itu. Hujan mulai reda. Thomas segera ke café tempat ia bekerja dan pamit kepada Selvi. Selvi senang berkenalan dengan pria itu. “Terima kasih tempat buat aku berteduh, jasa kamu pasti aku balas kelak” “Idih… Pemusik emang romantis kata-katanya. Hmm… bagaimana kalau kamu ajarin aku main gitar!!” “Benar… dengan senang hati aku mau ajarin kamu. Kalau aku sempat pasti aku ajarin kamu.” “Baiklah kalau begitu!”. Perkenalan itu menjadi awal kedekatan mereka.

Thomas benar-benar menemui Selvi untuk mengajarkan Selvi bermain gitar dari nol hingga mulai menarik petikan nada dari gitar klasik yang dipinjamkan oleh Thomas. Selvi mulai menyukai musik sejak itu. Ia selalu menantikan guru les gitar barunya tersebut setiap kesempatan waktu yang ada. Setelah latihan beberapa kali, Thomas juga melihat sebuah potensi besar dari suara yang dimiliki oleh Selvi. Kebetulan vocalis di bandnya memutuskan mundur untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Selvi sempat ragu. Namun karena dorongan yang diberikan Thomas membuat ia berani menyatakan dirinya bersedia. Ternyata, pilihan Thomas kepada Selvi tidak salah. Band mereka mulai banyak menarik minat café-café untuk memberikan porsi konser kepada mereka.

Selvi mulai giat menjadi vocalis dan membuat kuliahnya terbengkalai. Ada hal lain yang ia sembunyikan dalam kebersamaan bandnya. Ia mulai jatuh cinta pada Thomas. Namun Thomas selalu menegaskan kepada seluruh tim untuk menggapai cita-cita mereka dahulu menjadi band sukses ketimpang mengurusi urusan pribadi mereka termasuk cinta. Kebesaran nama band mereka belum cukup untuk membuat band tersebut masuk dalam dapur rekaman. Beberapa kali di tolak oleh pengusaha rekaman da membuat Thomas putus asa. Disaat itulah Selvi selalu memberi dorongan. Cinta antara mereka tak dapat disembunyikan. Sejak itu mereka menjadi sepasang kekasih. Seiring mimpi mereka menjadi band sukses, diikuti kisah cinta mereka yang begitu indah. Mereka mengubah nama bandnya menjadi APPLE. Dengan tambahan dua orang yang awalnya hanya bertiga. Kini mereka berjumlah lima orang termasuk Selvi, Thomas, Gerry, Nita dan Hendra. Dua anggota baru adalah dua bersaudara Nita dan Hendra yang mempunyai kemampuan biola (Nita) dan piano (Hendra). Mereka menginginkan band mereka sukses dan saat itu juga ada audisi konser di kota mereka.

Gerry dan Thomas adalah sahabat dekat yang selalu bersama sejak kecil. Namun Gerry memiliki kebiasaan buruk sehingga memiliki beberapa musuh yang selalu datang untuk mengajaknya berkelahi. Ketika itu Gerri berdebat dengan salah satu anggota band yang terlihat iri dengan kesuksesan band Apple.

Selvi mulai mahir menciptakan lagu dengan gitar. Ia mulai sering bolos kuliah. Ia rela melakukan semua itu demi cita-cita dan mimpinya bersama sang kekasih. Hubungan mereka begitu dekat dan sulit untuk dipisahkan.

Band merekan tiba untuk melakukan audisi dan lolos ke final yang bersaing dengan band yang saat itu membuat keributan dengan Gerry. Mereka telah siap di hari final dan saat itu Selvi sedang ujian di kuliahnya. Ia memutuskan berangkat sendiri dengan taksi menuju tempat audisi setelah ujian usai. Sedangkan Thomas dan Gerry pergi bersama begitu juga Nita dan Hendra. Sesampai disana Selvi, Nita dan Hendra menunggu Thomas dan Gerry. Sedangkan band mereka sebentar lagi audisi. Selvi menghubungi Thomas dan Gerry namun tak dapat di hubungi. Mereka mulai cemas dan akhirnya Gerri menghubungi Selvi. Gerry mengatakan kalau mereka ada suatu urusan dan menyuruh Selvi untuk melakukan audisinya bertiga. Sekarang mereka bertiga berjuang untuk band mereka.

Audisi berakhir dan Selvi membawa keberhasilan. Selvi menghubungi Gerry. “Gerry, kita juara. Kita bisa jadi band dapur rekaman.” “Selamat ya. Sel, Thomas kritis. Dia dirawat di rumah sakit. Ayo, cepatan ke sini.” “Kamu ga’ bercandakan Ger?” “Ngga’, cepatan kesini.” Selvi mulai cemas dan gelisah. Sesampai di rumah sakit ia menemui Gerry dengan luka di kepalanya. Di UGD dia melihat Thomas terbaring dengan alat bantu pernafasan. Ia menerobos ruang itu dan berteriak keras. Suster dan dokter memisahkan gadis itu. Selvi bertanya kepada Gerry. “Kenapa bisa begini?” “Maafkan aku Sel. Ini salah aku. Andai aku tidak buat keributan, dia tak akan seperti ini. Dia tertusuk pisau saat dia menolong aku dari perkelahian itu.” Kemudian dokter keluar dari ruang UGD dan mengatakan pasien telah meninggal. Selvi menerobos pintu UGD dan berteriak sekeras-kerasnya. “Thom, jangan tinggalkan aku.”

Cinta mereka berakhir sebagai kenangan. Selvi tak bisa melupakan kenangan mereka berdua. Ia melihat gitar yang diberikan Thomas sebagai bagian hidup Thomas yang tersisa. Selvi memetik gitar dan akhirnya menciptakan sebuah lagu yang indah. Kemudian Selvi mempunyai semangat untuk bernyanyi. Saat itu band mereka menyanyikan lagu yang dibuat Selvi. Selvi mulai membuka kata-kata terakhirnya, “Lagu ini aku persembahkan untuk orang yang ku cintai yang telah pergi untuk selamanya.” Seorang pengusaha jatuh cinta pada lagu itu dan membuat band mereka sukses. Usai konser Selvi pulang karena kelelahan. Saat teman-temannya datang ke rumah Selvi mereka menemui Selvi dengan tetesan darah dan selembar lirik lagu untuk persembahan terakhir hidupnya. Lagu tersebut kemudian sukses dan menyisakan pilu yang amat dalam.
sumber: http://unosites.blogspot.com/2013/04/novel-kisah-cinta-sedih-tragedi-cinta.html

Cerita Sedih (kisah nyata



“Dilema seorang cewek”

Pada suatu hari, ada anak perempuan yang sedang menginginkan pacar.anak itu bernama viona. anak perempuan itu berumur 12 tahun, berasal dari keturunan inggris. disaat yang sama juga, ia pergi kesekolah dan bertemu seorang laki laki. Tetapi yang bukan ia inginkan "ihh,cowok itu jelek banget,rambutnya acak acakan, pake kacamata bulet,baju pun tak rapih"
saut viona, "ih, kamu jangan begitu!kasihan tau"Ucap Teman Viona (calista)


Keesokan, Hari nya Ia bertemu dengan cowok itu lagi tetapi banyak perubahan "la..lah.. ka..kamu yang kemarin itu??kok cakep.... rambutnya pirang, wajah nya bule,gak make kacamata bulet,baju rapih,mukanya keren"Ucap Viona.ia merasa bingung,lalu cowok itu mengatakan "ya, aku yang kemarin.namaku Steven,umur 13tahun berasal dari amerika.kemarin rambutku berantakan karena buru2, kacamata bulet itu disuruh kakak ku pakai=entah kenapa, ia memaksa=bajuku itu pun belum digosok,rambutku di cat pirang supaya gak berantakan"........(hening)........   


"kalau begitu besok Temani aku jalan jalan yuk!" Jawab Viona. Steven pun menerimanya,
Esoknya, Viona bertemu steven lama menyapa nya. " Hey, Stev? Lah,,Baju nya kok gitu,jelek tau gak!"Dengan kasar viona. "ehm, sorry Bajuku disuruh mamaku memakainya, supaya aku tidak kedinginan"Saut Steven.."lah, ini kan masih musim panas, entar lagi kali musim kemarau"
Jawabnya Viona, Mereka Berdua lalu pergi ke toko baju."Stev,ini bagus untuk mu.. apa lagi kau cakep"Dengan lemah lembut viona mengatakannya. Dengan Tenang Steven mengatakan
"Baiklah, kalo itu mau mu aku beli." ........ "e,,ehhh.... Jangan Itu mahal 1juta Dolar itu bisa melunasi biaya kuliah mu nanti"Saut Viona Yang Keheranan.


"tak apa..." Dengan Wajah yang sedih,,,, Steven. Viona lalu menemani steven Photo Box,,"wahh.,, Begini ya rasanya photo box"Saut Steven. dengan Tersenyum Viona mengatakan"Ya, ini yang namanya Photo box, kenapa kau tidak tahu dari dulu???"
"ya,karena aku sering dirumah terus tidak pernah keluar kecuali kesekolah."jawabnya steven dengan sedih dan hampir menahan air mata.
setelah bersenang2 steven dan Viona Berciuman. Dan mereka menjadi berpacaran.
"Bye,stev sampai bertemu Besok"Saut Viona Dengan Bahagia.. "By..Bye Viona"Jawab steve...entah kenapa ia menangis gemetar.


Keesokan harinya..
"ehh, teman teman sekarang aku udah punya pacar loh! namanya Steven dia cakep banget." saut Viona sambil bahagia kegirangan."vin,bukannya kamu bilang dia jelek,dlu?" Jawabnya teman teman Viona. "sekarang udah enggak loh,dia cakep!"jawabnya lagi Viona...
Tiba tiba steven datang dan perubahan nya banyak sekali yang beda kacamata bulet nya dipakai lagi,warna rambut tidak pirang,baju berantakan, Viona langsung lari menangis....
"Tu..tunggu Viona!" Saut Steven dan tidak bisa mengejarnya lagi.
Steven menangis berat Seluruh air mata nya keluar....dan steven pun pergi ke rumah nya.


Sebulan berlalu, Viona tidak pernah bertemu lagi dengan steven yang sudah tidak masuk sekolah,."Steven, dimana ya? udah  lama aku gak pernah ketemu... sekarang kan sudah musim kemarau... mungkin dia sakit hati kali yah? ya,sudah deh aku sms dia aja Viona mengatakan di SMS "Stev,maaf ya Karna aku sudah menyakiti hatimu...aku sangat sangat minta maaf stev, semoga kamu memaafkan hatiku"Jawabnya Viona.

Keesokannya, pun steven belum pernah kembali ke sekolah lalu dia menemui kekelasnya. lalu ada anak teman dekatnya steven yang menangis menangis."Dimana Steven berada?kok dia gak pernah kesekolah?"jawab Viona Lalu anak itu menjawab"kamu coba ke rumahnya huhuhu...(sambil menangis)ku..ku...kudengar dengar sih dia... "Jawab Temannya steven
Viona pun tidak menyadari nya sambil menangis2 dijalan yang mau kerumah nya steven. ternyata benar steven terbaring di tempat tidur. yang ada cuma mama nya"hey,kamu siapanya stev?"saut mamanya."sa..saya pacarnya stev (sambil menangis)"Jawab Viona.


"Steven, sudah tiada di dunia ini, sebenarnya ia gak mau kalo orang yang didekatnya tau bahwa di sakit penyakit jantung dan divonis bertahan sampai musim kemarau tahun ini.. ia begitu polos.."Jawab mama nya steven.. Viona pun menangis gemetaran Ia tidak bisa menghentikan rasa nangis nya.lalu ia balik kerumah dan kagetnya ia melihat 1sms Steven yang bertuliskan. "Ya, Viona aku memaafkan mu dari dulu.. aku menderita penyakit,dan tidak mampu bertahan lama.. makasih karna kamu telah menemaniku sampai aku tiada.sekarang aku telah tiada di dunia.sekarang kamu bisa mencari pacar lagi selain aku."seharusnya aku melihat cowo bukan dari wajahnya yang cakep tetapi dari hatinya,, sekarang viona telah menyadarinya dan ia mengatakan "mungkin balasan SMS tadi Malaikat nya Steven."





itu Cerita mengharukan dan inget teman teman kalian jangan pernah merasa cantik cakep dsb.kalian harus memilih laki laki atau perempuan dari dalam lubuk hatinya...


Kesimpulan: memilih cowok atau cewek harus dari dalam lubuk hati. dan jangan dari wajah kecakepannya atau pun kecantikan nya GBU.

sumber:http://ernawatigulo23.blogspot.com/

KETIKA MEREKA SUDAH TUA

Anakku...ketika aku semakin tua,,aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untukku.Suatu ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup diatas meja, karena penglihatanku berkurang aku harap kamu tidak memarahiku orang tua itu sensitif,,,Selalu merasa bersalah saat kamu berteriak..Ketika pendengaranku semakin memburuk, dan aku tidak bisa mendengar apa ayang kamu katakan, aku harap kamu tidak memanggilku "Tuli!", mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskannya.

Maaf, anakku... aku semakin tua.Ketika lututku mulai lemah, aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun seperti bagaimanaaku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan.Aku mohon, jangan bosan denganku.Ketika aku terus mengulangi apa yangku katakan, seperti kaset rusak aku harapkamu terus mendengarkan aku tolong jangan mengejekku, atau bosan mendengarkanku apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil dan kamu ingin sebuah balon? kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Maafkan juga bauku...Tercium seperti orang yang sudah tuaaku mohon jangan memaksaku untuk mandi tubuhku lemah.....Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin.Aku harap aku tidak terlihat kotor bagimu...apakah kamu ingat ketika kamu masihkecil?aku selalu mengejar-ngejar kamu... karena kamu tidak ingin mandi Aku harap kamu bisa bersabar denganku, ketika aku selalu rewel ini semua bagian dari menjadi tua,,Kamu akan mengerti ketika kamu tua.

Dan jika kamu memiliki waktu luang, aku harap kita bisa berbicara bahkan untukbeberapa menit aku selalu sendiri sepanjang waktu dan tidak memiliki seorang pun untuk diajak bicara aku tahu kamu sibuk dengan Pekerjaan dan kuliah,Bahkan jika kamu tidak tertarik denganceritaku aku mohon berikan aku waktu untuk bersamamu.Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil? Aku selalu mendengarkan apa pun yang kamu ceritakan tentang mainanmu.Ketika saatnya tiba...dan aku hanya bisa terbaring, sakit dansakit aku harap kamu memiliki kesabaranuntuk merawatku.

MAAF.......Kalau aku sengaja mengompol atau membuat berantakan aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku,selama beberapa saat terakhir dalam hidupku aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama.Ketika waktu kematianku datang aku harapkamu memegang tanganku dan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian dan jangan khawatir,ketika aku bertemu dengan Sang Penciptaaku akan berbisik pada-Nya untuk selalu memberikan berkah padamu karena kamu mencintai, ibu dan ayahmu...

Terima kasih atas segala perhatianmu nak...kami mencintaimu dengan kasih yang berlimpah.

Ibu & Ayah

sumber: www.http://Ernawatigulo23.blogspot.com.




Sunday, September 8, 2013

Mother Love Me


Kasih Anak Sepanjang Jalan, Kasih Ibu Sepanjang Hayat.......(*_*)

 

Saat kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kamu menangis sepanjang malam.
Saat kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.  Sebagai balasannya, kamu kabur saat dia memanggilmu.
Saat kamu berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.  Sebagai balasannya, kamu buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kamu coret-coret dinding rumah dan meja makan.
Saat kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kamu memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Saat kamu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya, kamu berteriak.”NGGAK MAU!!”
Saat kamu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai balasannya, kamu lemparkan bola ke jendela tetangga.
Saat kamu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. Sebagai balasannya, kamu tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Saat kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu. Sebagai balasannya, kamu sering bolos dan sama sekali tak pernah belajar.
Saat kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun. Sebagai balasannya, kamu keluar dari mobil tanpa memberi salam.
Saat kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasannya, kamu minta dia duduk di baris lain.
Saat kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa. Sebagai balasannya, kamu tunggu sampai dia keluar rumah.
Saat kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya. Sebagai balasannya, kamu katakan dia tidak tahu mode.
Saat kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya liburanmu selama sebulan. Sebagai balasannya, kamu tak pernah meneleponnya.
Saat kamu berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kamu kunci pintu kamarmu.
Saat kamu berumur 16 tahun, dia ajari kamu mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kamu pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA. Sebagai balasannya, kamu berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kamu berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kamu tak malu di depan teman-temanmu.
Saat kamu berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?” Sebagai balasannya, kamu jawab,”Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”
Saat kamu berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kamu katakan,”Aku tidak ingin seperti Ibu.”
Saat kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kamu lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kamu tanya dia kapan kamu bisa ke Bali.
Saat kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kamu ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.
Saat kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kamu mengeluh,”Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”
Saat kamu berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya, kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat kamu berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kamu katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah beda!”
Saat kamu berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kamu jawab,”Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu!”
Saat kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kamu memasukan dia ke panti jompo.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Tiba-tiba kamu teringat semua hal yang belum pernah kamu lakukan untuknya. Dan semua itu memberi luka yang luar biasa dalam hatimu.
Penyesalan memang selalu datang terlambat, tapi jika kamu telah membaca artikel ini, jangan pernah lewatkan kesempatan tuk menunjukkan betapa kamu menyayangi IBUMU.
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxQTEhQUEhQVFBUVFxQVFBQXGBUXFhQXFxUXFhcXFxcYHSggGBwlHRUUITEhJSkrLi4uFx8zODMsNygtLisBCgoKDg0OGxAQGywkHyQsLCwsLCwvLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLP/AABEIAN8A4gMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAADAQIEBQYABwj/xAA9EAABAwIDBAcGBgEFAAMBAAABAAIRAyEEEjEFQVFhBhMicZGh0TJSgbHh8AcjQmKiwRRygpKy8UPS4jP/xAAZAQADAQEBAAAAAAAAAAAAAAABAgQDAAX/xAApEQACAgICAgAFBAMAAAAAAAAAAQIRAyESMQRBIlFhcYETMuHwBVKx/9oADAMBAAIRAxEAPwD0NpRWhNDURi3JxYVQ6PsK6mypmAQDp4qPyn0UYEMa0cPmh4RvYE75M34mFJAb9lDwTW9Wy5FhaV5z7Ll0EHefEp2bv8U4NHE+ScKfM+S6mdoaD3pT8UUMHE+Xon5RxPl6INB0AAHAorcvNPgcT5ei74oVQRBl4+YSw3j8khbz8ljOk34h4bDZm0iK9RpILWghoIMOBfpITKMpdIFpds2zWN+4TuqHPwXi2M/FnEkg0qVNggyHAm+4gghV+N/EHGPbau1jtSadOI5S8mddw3LVYJe0I5r0e8/445+BXDDt+83qvNegP4jB/V0MbAqEtayrFnkmAHx7J56FeodWeA8VnKDi6aHUr9gxQby81xoN4+ZRBTPAeKcGHh5oL7Hfkj1aAg33HfyT20Rx8wlxDDldA3HfyShh5eJ9F1b6OvXYCthxrcxfXhfctOFm6wIHtBp4y70Wlaq/F9k+f0AxlbIxzzfK1ziBqQ0T/SpTt5z8NUfTYBVDfy2EzLnuLKc2EAuA+CttrUy6jVa0STTeAOJLTAWTbgXtouD8zA//ABmHKDmJ62A1thc9gXtBuq7EjGLg2+zXU7tBkOsO0NDzCcAuw47I103wD8Yt4J6azChIXJYXLgUZoJ7UxPatDMe4WVWAcoEg2HH0Vq7QqrEQIJ0G8eii8r0U4GDLXfZQcC13Vtm9r3UkxxPl6IOzgDTp3I7LbW4dy89xVlqloKJ4fJFaDw+Se1vP5eiK0c/kjxOUgY7vIJzZ93+IRAOfl9UuXn/H/wDSHEPIYR+3+P0SEft/iUUnmPBQNs1g2k4mr1UCzgJPGzYv3Lq+p1kXpBtpuEpddUZ2M7GGQRGd0SvnPaO0DVqPfpnJJ+JlbDpz0sq1sOcJWhz2Vx+YGuZ1jGtdBLHXEy0rD0mK7DDjG2YTk26Q+kJN5gXKJI1I7mj+yhl/C/yTIO8wtaFug4ImXkk8N3xXu/4a9MqeJp9Q8ubWp+zncJeyTli8kgC68DFUCzdeJU3YWMq0azK9BrnuokPJAJEC7g6NGkSDylJPHyQVOj6mzDj5pC4cfkmYR7nUqbnN7TmNLojUtBMfFEzHgfJec79lKfyA13DK6+47xwS9aPsrq7zldAOh4JSXcPNqHsPoBiMS2DIJtoD8rLVNWZc944AcSWwtK0q3xPZLnfQpVVtp+XqiYINVgDMpJLr5bg2EwdLRKtCqHpTQNZgoU8vWEsqdthc0NY9pPa9lpJgCZm9tSLScuadYEuA1aQDwkgOsd9iE5DwzSGgOILoGZwEAu3kCTHdKIVwGcuTVyNCmaaUViCwIzE4iQ92hVWSYEtEwN7eCsn+ye4/IqsO6+7h9VH5JRhEaD7v/AF9UmAH5bMzb5WzYawnZTBvuN4+qfgx2GQZGVsGNbC+qi3ZX6Hgj3f4/RPzN93ySieI8PqiAnl4fVdsKoE0t90+Dk/s8D/L1TpPLwSgnl4H0S0Eh7SxbKNKpWeDkptL3e1oAvnfam26letUrGpUu5xptLiQwZuy2+gA+S9y/ER8bNxUxemRbNvIC+ds/tXvu5qrx4qmzPIyVtfaL67w+oZLQGzETMmTzJnwQA8Cw3i9tZ3IAaXFbDov0CxGJh7waNIn2j7RHEAqiTjFbM4pylozlBrnENa0ydABJPcBqtBh+h1R7c1SWa2luv7nGw7hJXrWxuh+HwrYpslxEOe67ncp3DkE87HbUcOtkgeywEhjeeXQkcVJPyUnosj4zktmH6G/h61xa+s1xYdHEAtMcGagG8OMiy9TZsyi2n1DGhrX9lwGrgR2p+EqDs7ZdWnUkVc9P3XDtD4gwfBWOxG1HPqVKoaYcW0yLw2JjTW5lJ+o5sWUFBFqWwAAYAEARuCGWn3vL6pzzyPh9E2BwPgs5bYi0gddhyntbo0+qeWn3vIeqZWaMpt5c0W3u+QQSCRMQBfMXRFwAPVadmioDSm0RumGq8a6ys8SNWTeQ+ghWZ6YYrEUqL6jcnVNBLzmyOp047T+00yW3NiNFpJUXH4XrWFkwHWI3OaRDmnkQTorDAJgnzTYQS6WtMmJMjUxae5PKq+izagwtHrCCcjLBuXKMoGXnCsyuOElIklcnFM+E9pQ2p7URR9T2T3H5FVhy7/mfVWVT2T3H5Ktc48vNReUynAjuyAe473eqXABvVs3dhlpNuyLapry7KdNDx4JcPmytmCcrZN7210UV7Kq0Sg1v2T6p2Vv2T6oTZ5efongHl/L0R/AK+o/q2/ZPqndU3j5n1TADy/l6Jwnl4n0Q/AfyB2ngKdalUpPEte1zTc6ERx1XhO3vw3xtOp+VSFVriQ3q3AnQm4MEWC98k8vE+iSTyHxPotIZHB6A4qSpnk/4a9Aq1Gua+NphoptPV0yWuJe6wc4AkQBm+JHBenIwJIJOpv8A0PIBMOiGWbm7ZriiooLSdIndv5LnNvKjMLgezqbRuPepjwRqMvmPgVnxtGvKmc2sGmXaKVhGZW2GpLoI0lRMK1r+0bgG2+SDy5/JSXO7/NctIyybdINmPAJcx4DyUcEc/wCSeHDgfBy7kJxFrkx8Rw4jmnF/3A9UGu62h1buPvBEzD3T/wAT6I3sFDHPadSbkDQcQOKvAFStuQA3eL5Yi/GFcAqvxfZPn9DymOcQCQJO4aSeErlwVZhQlF0tacpbIBymJbbQxaQuKUlMJROElcllcicZ0FEYgorEREOxDgGOJ4H5Kte8D/0qzrO7Lu4/Ij5qsqudu+Y9VD5RXgAVcQIIOkHedIT6OIGVusQIvy7kyqXwbbjvbw70ShmgS3cPd4d68/d/wV6oMMQPs/REbXbz8fohAH3f+qcGH3B4MTXL+oFIIK7efiPRONdo97xCi4qr1bHPcwBrQXE5WaASVnKu33VRDKYLSBlaAGyDve8CQP2tueKNv+oKjfRqKe1KLnmm1xc8CS0EHL/qIs343seCK4A66e7u+PFZbY2wqtNxrey4xIAyNc0TDcotvME7ytOACtGnR0Ur7H9YCmOXdSNxSdURvSOzRUMcwkiDBFwRxUylUcBeD5ILLKFtrb1DDMzV6rKYvEm7v9LRc/BcvoCST7LLD49jy4DVhyuHAxO5FZWa64vu+IXlO0fxC2aHl1NuJe8+09oDATx7Tp8kmyvxYoioBUp1WsMhzjDyNMrrGT+oHlHBaPDk+Rj+pD5nrObl8108vmo+BxrK1NtSm4Oa4AtIm4PI6KRm5hY0MmMqmwsPabx94ckWRy8/RAr1LajVv/YIgfzHkuXYaCwDYmLjjxCt1S5/ZiD2meGYXVzKu8X2SZltDimykSSqzEcUwlKShFyIGLmXJJSLgFGERhQZRKZXCo7FnsOngRwKr6hHNTsafy3Re2nG4+qrXuBNx/H6KHynsswLQlU9l1zoeHBEomwgmIEWHDvQagGV3Zmx/SeHci0WiBY6D9J4dyj9lIdgPHy+qeJ4+X1Q7cD/AMXeiUEcD/xcmoUrelbowtUT7QDdBfMQCNeEqXsLCUqNOmJDnhosLx4aQg7dA6h5e05AMz+ybNBueNhJteydskA/pPkARuPd9wtcemCSuLJp2jmJLTb2Q7nqcvHddQm4qHEg7+2OBJsZ4nePqpTsMQx3V3OgPDdMLO16BNdlJl2tOeoeLtQL9898I5HL2HEoro0rXp4coxpxdtx8voi03SsKa0zbT2ghK8F/EvZmJbi6tasHOpudFN+rQ2Oy39scOMr3lxVPtjZbcVRq0H6Om+9pzEtPyWuLJwlZnlx840fNiv8AorgC4urs7TsK6lWNKL1GBxLy3mIFuaLX6HYkYz/EygvNw6exk98ncPNXr+jlfZVWliesbVp5hTr5QRla50EEHURBnjCtnkVUnt9EcYO7a0XOxXP2djGVaTz/AIWIcBUb+mm2rdjxuADjrw7163UeeLvErLVtk0nMDIhhaIbqIfaI4SNFpcC/Mxs6gAEgwDzgjuUEpOZW48do51fS51GpPET5IvWjj5lBxNKw19pu8e8OSKKPM+I9FklK6GtUPYZLe0Pab+rXtCyuyVRsp9pm/tN4ce5XKu8XpkmftDpSSmrlWYHOKHKeUxE45cuJXI2AoERgQ2hGYuFBY7/+brxbv3jcq908R4H1VlizDHWkERETMkDT70VW6oOA8FB5NWV4OgeJf2Haey7dyPNHZWmNPD6qNintyO7I9l3HgeaJSLYFhoN7vVR7sq9EkVe5ObVHLwKAMv24+qd2Ptx9UU2LQSqWuBaSIIgiDcGxGipdnbUbTa1ha9zmgMkwG9ns3JvNr2Vu3LwHifVYrbGKfQxL25MzZz07HRxJid0HMLA6J1J9hUU9G+Ff91uIsDrYKBiWlmeoB7QmPZFvMn4Kq2VtaoW5jTG6XXAE8JlzlNJzDM4hzjZrMxY0TxcJK2cuSFUOLA43GtrYN1Rjh2T1YLTY1CWsJG+wLoPMlTMBii5pOXIWHKZPtWbe+hkkR5omBwNGn1lMtaOse2uGGMubKGnJxuw2/cE7E1nAVTTAnTjcb+Wg8UZxWrFhLug+cmBBBQ9nU9XWBcSTHP7CgdHKjqbGBxhlx2tHHl8d6uThw3MSTBJIAsL7swvx0WP6dpM35NOqItXBNNTrAB1mUsDok5dYtcqv23sc1qVeg6R1lEQSP1EvAMd7Wq7G0mtsxg79T8SUI1CakkiS3TWO1A+RXUltdhcZVvSBYSgcjJFw1o8AFL2cCM43AiNNYvr8EjngCTuF1U09rfmUy0TTh3WOGgc7tCOOVrTJQiJLqi8q7v8AUN7eN0WR9womJMEWm/HkeSc2ry8/ol57F46JUXbBHtDeL8lcEqjo1BmZI1cIv3q5VvjPTJcypodKSU2UkqkyFJTJXEoeZEATMlTMyRcApZRGIEorCuAjsY4hjoiSIvpqPTzVYc3EeJ9FO2gfyz/t/wCw+irnVRx8/oovIfxFWFaGGXOeHE2DYyucB2s0ypDMwJgki2puDvjkgNcJfGkN/tEwhmSSQeHKSErS4DJvkEzO+ynNLvspsDifFvolBHE+I9FhX1NwgLvsrM9NauTqnHN2iWFw0AFwCTpcnzWmBHE+XoqvpTH+K8gHs5X7iQGuEkCL2nzTJATp2UmyiMgLuy0HUiMxOtp+90GVJxOIdUeBT7IFmj5uPEm6odnPZlytL6jrZRDiI4S6zY1WgpVmUYzu7Z0YwF7z/tbJ8UFfRs6LLa+zS/Cg5RUfRJqNDhMmCHAfAk97Qn9HtqtcHToe1METM2aD/aLhNpVnABtAsbpmrOaHHn1bJ8CQq3Eu6mGC7jMHQRYWHG5G/wA1rKSjTRljxyyNxfsvsSGOaA72Xzcbr2I4EEDwVbhqjqcsdMjfucNxTNmYg9Xkfe9uU3+c+KPjWlwtc7p+7LKU72WRxcPhB1a8aXJIgC6ssNTI11+/qouEwmXUy7eeHIKW94a0k7kplOSekdWgubT1ze1yaPXTxUevSPWODafYB3FrRuJEd9vgnUydY7R1j5dwsPgpbmQBOriSfJOuhJQqmyNs2u99Npe0tIc9kGCSGFzQ6Y1OUKZHPyHogUwAYPvEgRxaT/Z8ER1MH/wpHszJVAGW3sDfTgVbkqjoNAcz/Vw/a5W0q3x+mS5ux7nJC5NK4hUGIjnIcpzkJFAH5kqEUiJxVAorCgNKIxcBCY5xyHLr2Y/5CfKVAdViSdBJ3blLx8dWQbXb81W1mSCJNxyUWdvkU4l8ItWsY4EwY07gU6k4w20yL2BPHf8AHxVVtnHik1hFy5wbzFiZ8lLw1fMGczmHdEn5+aWT7Q8VpMmPMfp/gPRM6z9p/wCDfROcD9hIJ+x9VI7N0Ozcv4t9EOtTL2OZoHNc02ZoQQfmiSfsfVJJ+x9VyZx5rUwGMr1QG1abWseQ5oJpNlrodAbLjMG69A2BTY1kNDZbZxAAzRbMY3nmqqo+lTxBFNrX1Kl3mZc0783uzMwrrC0Q0+00EDQXEcyqLb6OeuywQ8RQa8CQCRpyPfu+iSnUlOckGTa2ij/yjOWO3MZd8/d54K3w4dq7XyHclNEZs0DNGXNviZieCksbZIomuTM5oewWlRq2J7QG4fP6fPuS4vEQIBAMeCiYZzAe0bD71TN0DHC1yZcYKXCTbgiY09ocgo7NoC2RpdzPZb4nX4JHPk33rRtcaRlK3KxhnrWwJkG/DKD/APZSXzxUSqO028XPyPojw37n0WSXYGHoTnZpGYz/AMHK4hUlCM9ODFza9+y76K4zKzx+mS5u0OcU0lNLkkqkxFJQ0pKHmXAofHNch5lyICoBRWlRw5Ea5ccJj5yGBJltviJN1XZqk+z/ANVM2i7sG8Xb/wBgqiq8b3fACdd+qiz/ALinEvhMJ0t24413saJDXhzDGUjsFpbBMkZiTMb1ddCNumq9zKg9im0UzBsNDLpiSYjj8FSdINj1nYh9TsuDj2YyggCzZAIvYce9F2BszK6Kzi1riwmPeY4OYCATIsZmYtCZpUcn9T0VwHP+SblHA+aUDNcFpB3hJlPHy+qlkmUIcGckuQ+6PBqa08/L6przxcQBqYFv5JUjmzN1sC442qMzKQeKTi5xAJJBGVo3m0/FXmz3U2ktzmR+t4N/HTQjhZYfbO3YxlKn7QqhjxJADX1HAUg7kGsZPN5vZaGpXaXZgZmMzZmDEa841WmS4JOhofHqy/xNZrXdgk2GaATOpkEWJ07x3KQx0iRccVR4SBf5tc0+O9WNJxaLCRvA1+EpefLYeHHRYNQsVicjeyMzjOVvHmeATP8AMGjQXE8QQG95O/kPLVc2nck3J1P3uRbroBBoYKo4l1VwE6gXP0U+nh2jQaaJwCcwbkiRo5yY4IrGoNWrlBJDQBElzg3Ugf3vhUeI6VYdpc1z3OLZkNY6BBg667k9UZl9UqNJAF7zOgEDdx/9UjMPs/RZI9MsO69N7zAP6HW/pG2T0kNQw5lTKBIe5sE94FhPehb+QOJq8OfzGW968/t7vuFbFZGj0moNIc55DGuLXOLHRm0AzAHfwVpgeleDrENbXa1xsG1IYZ7iZVeDSdk2VOy4K6V2UxI7Q4tgjxlNJVFmRznIaRxTQ5EUaVyaXFKgcVEorCo5N0VhRFB7RvTIibtt8Qs3hsY4VajXMBIcQI7LssyAZBzWK0mOBLCBY2+YnylUlfBkO6wG+8TcxpHPkp56ma7cNEbHAu3QOByqrfTySZjuhWeOxTXj2mgiQZOX4QVV4fD9c4saWuiC7K4ENE7ygI1Zf9HqhLDOlsvxmf6VhI+yfVDwlHq2BoERzHDvT87ufiPVTZHbLMaajscHjgPE+qFWcHRTABzhxOvst18SWt/3Irar+fkqultYGtULg6Gnqg6JjITmkDQZpvyC6C3/AAM7PK+lYLsXWqbmVRSZwJpNaI8vNel7OwjKjWlpzNc1pzaF0ibTuv5LzvbmyxTrVMwcMxfWc0uacocXQCGmAbERJXofQzHNqYFrx7TW9WR7sW87LfJU0joXH8lthcIcrSx8hzWvEkgiQJG+YnloU3rIqdWYDokXs7kJCFs+oYcwWyOzN5B5Lo8SUXHAVBFrXHFp5HgppKPoshD/AGJDusB9kAcdfl6qVSaI7T78GgD5qowW0HN7FSZG/l37wpj8VO8ro8TpYqdElxk2Du6Z+SaGuFhDQd+gHMlQH4tw3kpv5jxJOVo38PhvK6/kMo0rfRB6QV3lhNFwyUyMzy2XVHmzWMBsbkag6qB0S2fepUe0NfVc7O2AS4udmLYNovJHcm7Ux9RpY2hq13Y0MkzJcDYk8Ita62HR/CBlJpPtR2jzOsclrC26JcskrkPobKEy+IF202gBjddw1PNRtqvfVP8Aj0bC3Wu0DR7vebTy71Y4jFXyNIz6n9o4o2GpBogd/ed5K24rpEvJ9v8ABjMd+H4JzMqOGpyzAaTrl71X7D6Pva4uc0iDABkkHnzXpBKGAlliseOdrszOOxz8EGvaxzsxiWPyEHda2YHmr/oltmpiaLnVozteQYGUgG7JHMeYKp+kNEVXFp/SNORAuPvch9HsYKVQZzH/AMVThBMsd3f/AGQjLjKvQZRUoX7Nk4pkrnG8HXdzj+0MuVVko5Kmrk4ClBRGuVeNqUR+sDva4/IJw29RH6y7kKbv7ASckDiyXinS0zujTvVcQPePgPVJi9uU3NhuYm3tAAASOZJUZu0afD+Kmy7Zvj0iDtbCZjUymBlBdaTbfrrok6D4VjKLnNJLnOOYkCbCw7h/ZUt1QFtd40LYHOwH9KB0dxjKVF3WQBmc6eW/T4eK59CxXxmkMcT4D1SgD3j4D1WLxPSmo935bW027pEuI53gd3mrbZG3GvOSoAHH2XSQDG4ibFS8o3R6c/Cywhza/wCF9UeGtLi7QE6cB3rN4xlWgHOyu6sxIdllvWub1hsbgEOd/uKt8dVY8NYMrs72ZhrLQc7gQTvDY+KoOku3BSq06Wb8qq1xmMzWtAI0AmZdEbso4qiMbRHdGa2lQOKrGRkYD2gAZto2eMb+a2PRtjaVCGCxqZXfBsggcDKiYTK9uZodBkMaPad+6Bp9yrLoyaJ6ym0Br2mHt1IiQJPGCfFIuT0bWo7JtFn5pjRwIjzH9hFZRBM7wuxGHczf3HiN080zA1c1TLv+e9ZtbplUZWrizq1Mb92iaypl1AI+Kl4vDE3aJ5fRV9XD1CDDfGAuaaDBprbDU8c0uy5CTwBEd54BTaNHrIOjBMDiYI+IVJhsE8PyucA10Z3Nuf8ASDu++C0dKrYBrSButAAWuNfMl8iauoEMbGYXhwAEDXfKuA4NEDQclDqYsN1IHxULH9c5v5Q7R0kwBzMrRcY9Er5S7J1Dq87sshzoLpBEzfU66HwU8FZrY2ycQyoKlaqXa9kHs6ERl03lC290xoYas2k4PL3ZYLQC2CSJPavBERqnh9hZrfdmoJTalQNEnRQsBtJtXSxABI3X4IuJqfp1zI8lVoXi7plXtKtDi8DTzb9FF/xRUacut4/dTdJ14g6clYPw0g8RI+BVbskFri3hJb3fqHdop3d7K09aL3o/jjVpZKhPW0CGPnUiOw/nIBvyKsSVnqtYUntrg2HZqc6ROpH7TfuBWgI7r8x5cVTjeqJMkdhA5cmtBhcttmR5bKcxDBTsykKQzSlptz7+ySR3xYgITXI1KrAiAQTJGl1yA+iRiXkMy7u+3kqHEkgObucIMajmrh7mnd4/+pnVt4IiVK7RmYLTB+B4qZsxhfUaR7LSSTu0MAK7qQ7VrY0Aiw+5XNU6wrlZ60/8hOePi1v2zqzTLXN1Y4Ojc6xGU8NdVlukGNe7Et/KY4EQ10Q55EBxqH3hYHu5rWAqNtDCdYyAQ14OZjoByvGh/o8Qt010zz7JmxMNWFHNVcyk2Dpa3fKXAUwzrDTAcQ0k1BI5lrSe7XmqHCNq1BNcVM4J1zFpAiA03F/hZavB4Q9Vl9nP4kb5WbWza1RCwW1K0gEOvP5ZLTLdQRumNyswYqNJIYREH2mk8LHxEqnr7MdSe5hJcHy5rjrMyY4QCApWDosJHWNDsxyv3G1gQ4XF0H3TGUmlaLbH7VyR1jRB1e0zmPJuqZQrCq9paCGXzSTcdw0vlQcR0eky2o6BBa1/bHO9j5qwwGBysc2oGXkdkugt/wB2hTqErMpZI0NxO3KNIceAaCSqTFdJ6lQxSZHfJPx0A7rq1xGxA4ZQ7KN0ahQ24YUSAKZ4Tx+KEnM6Cx/cLsCm8umoGmb3uZ7/AKLR5lXUWhrC82MEqswu33OqmmWZYJuTOcSQCOHsnxTRfFbFmub0XGOqse00y5zc2jmktcCDNiLiIC8t29ScOsZU7VSm5r2uOpAPtDvEE8wV6LiQCAbCDbvP/iq+k+xm1wXD2shgjkCQuk22GCpEnorVLmsduLb9+ivsQLtPA/NZPoRVLWFjpBaYg6haqvdpXQ/bQMv77Op1LkfcFVePPV1GO3E5T3nRWG8O+BUfbFHMwjj80GtHRdSK/apDXNdFnyCN0EdoHxn4n4Ry+pSDWtqPiBl7R0G4qTQYa1AsfqJg7wRo7kso3az6dRmHqtJBeWsqTpOjSO/58l0ewy6+xq2bVrQPzX6cSuVe14hctdmeinlOBQgnApQBWlPlAzpweEAhgU4FBD0oeuCGBTpQQ5LnXHBgUsoQclzIBDNfCO3Fut2jbjf5qHmTsy44mV8c90TBImDHERHy8EGpXJkkCeRIH9oJK4FBq+wp10XGxtrmMlUOkaOlpBHDUGfgpuH2nRrOdSa+XAElnaDoBAJuLiSLhZuUudPGVaFkrdmkpVTTdlJJbNjvH3KlYmo0sM3Gvhf+lnKe0HgQTmHA380d2OBYWiRO438D8ULoPG9skbSrnq2Aby1p57/6TMdhQ2pScBFnA+RH9p7KZNMBws0ggzwPpKm4huZndcffxS1Y/KipqbTp9ukXQ627ipOHxdqZO8lp8PosbthpZiA/UEHvlp7Q8CCpbtoCLbiD/SRyaNFFNF/j6XVVOtbofb7tzvkFaYTGBzJF7SOYiQspjNsZqFWnUOQ5SWOEmZmx+XxQuh+0T1ZZclh7I5ageaZOtoRxtUzaUH2Tq4zMIWfpbQLHw4dh0lu/v5q3wdfMLafVPFp6M5xa2Fw1INF9SIPmfVZ7bWzQC57oiQWng4GWnvlaB77tHf8AJMxWGZUEPbI+PEHcmcE1SEWRp2zIHGne2+9cr2qxocRGhI81y7hIbkj/2Q== 











sumber: http://diaryibu.com/2011/10/kasih-anak-sepanjang-jalan-kasih-ibu-sepanjang-hayat/

Catatan Hati Seorang Ibu


BUKU DIARY UNTUK MAMA
Waktu telah menunjukkan jam 22.00, Dito masih menunggu kepulangan mamanya. Rasa kantuknya semakin hebat sehingga dia pun tertidur di sofa. Hadiah dengan kertas kado bermotif bunga-bunga dan pita berwarna merah akhirnya terjatuh dari tangannya. Di hari ulang tahun mamanya ini, Dito telah menyiapkan sebuah kado istimewa.



"Din.....din...." Mendengar suara klakson mobil, dengan tergopoh-gopoh bi Inah membukakan pintu gerbang. "Dito sudah tidur bi?" sambil menenteng tas merk terkenal, Mirna masuk.
"Sudah... nyah.. sejak tadi, Dito nungguin nyonya, katanya mau ngasih kado ulang tahun buat nyonya", kata bi Inah.

Setelah melepaskan sepatunya, Mirna mendapati anak semata wayangnya tengah tertidur lelap di sofa. Tak tega rasanya ia membangunkan anak kesayangannya ini.

"Bi... suruh si Ujang angkat Dito ke kamar ya". Sambil berbicara dengan Bi Inah,  Mirna memungut kado yang tergeletak di lantai.

Di kado tertulis "Untuk mama tersayang... dari Dito". Mirna mengecup kening Dito. "Makasih sayang..."

Sebagai Direktur di perusahaan asing, Mirna memang sangat sibuk dan sering pulang malam. Sudah setahun ini, ia resmi menyandang gelar janda. Dia begitu ngotot minta diceraikan oleh suaminya. Dito sehari-hari diurus oleh bi Inah yang telah bekerja selama 9 tahun di keluarga Mirna.

"Breekkk...." Mirna merobek kertas kado.
"Diary?..." Mirna tersenyum mendapati sebuah buku harian berwarna merah hati.

Alisnya dikernyitkan begitu ia membuka lembaran-lembarannya sudah tidak seperti baru lagi. Ia tidak mengerti mengapa lembaran-lembaran buku harian yang ada di tangannya seperti sudah pernah ditulis oleh pensil. Beberapa lembarannya malah masih tersisa kotoran dari penghapus. Di tiap lembarnya, hanya tertera tanggal dan tahun.

Apa maksud Dito memberikan ini padaku? Mirna merebahkan badannya yang sudah sangat lelah. Mirna tidur malam itu dengan menyimpan rasa penasaran di rongga hatinya.

**************

Pagi-pagi sekali ia sudah bangun dan langsung masuk kamar Dito. Mirna menatap wajah Dito dan mengusap-usap rambutnya. Dito langsung bangun ketika Mirna mencium keningnya.

"Mama...?" Mirna tersenyum.
"Terima kasih kadonya, sayang...."
"Mama sudah buka kadonya...?" Mirna mengangguk. Dito langsung memeluk mamanya.
"Selamat ulang tahun ma.." Dito mencium pipi mamanya.
"Terima kasih sayang..."  Mirna kembali mengecup pipi Dito.
"Yuk, bangun! Hari ini kita kan mau ke tempat eyang". Mirna terlihat bersemangat.

Sinar matahari pagi menyeruak masuk ke dalam ruang makan yang langsung menghadap taman belakang. Rumput-rumput yang tertata rapi masih terlihat basah oleh air hujan yang mengguyur bumi tadi malam.  Angin semilir menerobos masuk lewat celah jendela dan dari pintu belakang yang terbuka lebar. Kicauan burung yang saling bersahutan, menemani dua insan manusia yang sedang menikmati sepiring nasi goreng buatan bi Inah.

Setelah menyelesaikan sarapan pagi, Mirna masuk ke kamarnya. Diambilnya Diary yang tergeletak di pinggir tempat tidurnya. Di sofa,  Dito sedang asyik main game dari Ipad. Hadiah ulang tahunnya yang ke-8 tahun.

"Sayang... ini kado ulang tahunnya kan?...." Dito mengangguk.
"Mama suka?" Pandangan Dito tetap tertuju pada layar Ipad dengan jari-jarinya yang masih menempel di layar sentuh.
"Semua hadiah dari Dito, pasti mama suka." Mirna memencet hidung Dito yang bangir sambil tertawa renyah.

Kali ini Dito menatap mamanya dan mematikan Ipad yang ada di tangannya.
"Maaf ya ma... Diarynya sudah pernah Dito pakai. Tapi....dibandingkan kado yang Dito kasih tahun-tahun sebelumnya, ini adalah kado yang paling istimewa buat mama..." Dito berhenti sejenak, tak meneruskan kata-katanya.

"Buku diary ini hadiah dari Ms. Riana karena kata Miss, karangan bahasa indonesia Dito paling bagus dibandingkan dengan teman-teman Dito. Ms. Riana juga bilang kalau ia punya 2 buku diary dengan warna yang sama. Ms Riana bilang, ia setiap hari menulis di buku diary tentang kejadian hari itu. Ms. Riana bilang, Dito juga bisa menuliskan semua perasaan Dito di buku ini."

Menit-menit telah berlalu dalam keheningan. Dito kini benar-benar tak bisa meneruskan kata-katanya. Ia tertunduk dan tak berani menatap wajah mamanya.

"Ma, maafkan Dito ya..." Dito terdiam lagi.
"What wrong honey... kenapa kamu harus minta maaf sama mama?"
"Dito mau cerita sama mama... tapi mama janji tidak akan marah sama Dito, janji yaa..." Dito menatap mamanya.

Mirna jadi penasaran dengan apa yang akan dikatakan Dito. Tanpa berpikir panjang lagi, ia langsung mengiyakan.

"Iya... mama janji."
"Sebenarnya....." Dengan terbata-bata, Dito menjelaskan.
"Diary itu yang menemani Dito di saat Dito kesal, sedih atau sedang sendirian." Dito melirik wajah mamanya.
"Termasuk kalau Dito lagi kesal sama mama?" Mirna menyela. Dito mengangguk.

Mirna semakin penasaran dengan apa yang akan disampaikan Dito. Ia menggeser tempat duduknya agar semakin dekat dengan Dito.

"Mama ingat, waktu arisan dengan teman-teman mama?" Mirna mencoba mengingat-ingat, dan ia pun mengangguk.
"Waktu itu ada anak temannya mama ngompol... Dito takut mama atau yang lainnya terpeleset. Waktu itu bi Inah lagi sibuk nyiapin makanan, jadinya Dito ambil kain pel dan ngepel ompolan anak itu. Tapi... tanpa sengaja, tangan Dito menyenggol guci kesayangan mama." Dito berhenti sejenak.

"Waktu itu,  mama lihat Dito seperti menahan marah, mata mama melotot ke Dito. Setelah teman-teman mama pulang. Mama benar-benar marah, dan langsung menampar pipi Dito dengan keras. Saat itu....Dito takut sekali. Dito berusaha menjelaskan apa yang terjadi.... tapi mama tidak memberikan kesempatan."

Mirna sangat ingat peristiwa itu. Betapa marahnya ia, begitu tahu guci mahal yang ia beli dari luar negeri sudah hancur berkeping-keping. Ia sempat menampar Dito beberapa kali. Saat itu, ia tidak bisa menahan emosinya. Tapi... setelah menampar Dito, Mirna merasa menyesal sekali namun ia begitu gengsi untuk minta maaf sama Dito. Dito mulai melanjutkan ceritanya lagi.

"Lalu Dito menulis kekesalan Dito di buku diary ini. Betapa sakit hati Dito diperlakukan oleh mama seperti itu. Dito menganggap, mama lebih sayang dengan guci dibandingkan anaknya sendiri." Dito membalik halaman Diary berikutnya, terlihat matanya berkaca-kaca.

12 Oktober 2009

"Di lembaran ini Dito menulis saat mama bertengkar hebat dengan papa. Waktu itu, Dito mengintip di balik tembok. Dito akhirnya lari ke kamar. Dito lihat mama melemparkan benda-benda apa saja yang ada di dekat mama, termasuk pisau. Dito lihat telapak tangan ayah berdarah saat menangkis pisau yang dilempar mama. Dito sangat benci mama saat itu, karena mama telah melukai tangan papa. " Dito melihat mamanya dengan takut-takut, ia ingin melihat reaksi mamanya.

Mata Mirna menerawang. Kehidupan rumah tangganya tidak pernah sepi dengan pertengkaran. Suaminya beberapa kali memintanya untuk berhenti kerja agar ada yang mengurus Dito. Sebagai wanita pekerja, karirnya sedang berada di puncak-puncaknya. Mirna menganggap Pram laki-laki yang egois dan takut tersaingi olehnya. Karir Pram memang tidak semulus karir Mirna. Dengan gajinya yang berada di bawah Mirna semakin memperlebar jurang kesenjangan di antara mereka.

"Mama marah ya?" Suara Dito memecahkan lamunan Mirna. Mirna menggeleng.
"Tidak sayang.... teruskan, mama janji akan mendengarkan semua cerita Dito sampai selesai." Mirna membelai rambut Dito.

15 Maret 2010

"Dito sangat benci perpisahan ma.... Sejak Mama dan papa berpisah, mama tidak pernah mengijinkan Dito bertemu lagi dengan papa. Padahal Dito kangen sekali dengan papa. Kangen saat papa ngajak Dito main. Kangen sama cerita-cerita papa yang lucu-lucu."

"Waktu papa dan om Suryo datang ke rumah ingin menjenguk Dito, mama malah mengunci Dito di kamar. Dito hanya memandang dari jendela. Mama sama sekali tidak membukakan pintu. Hingga setelah lama papa dan om suryo cape menggedor-gedor pintu pagar, akhirnya mereka pulang dengan wajah kecewa. Aku tulis di buku ini betapa Dito sangat benci mama. Mama adalah mama yang paling kejam."

Mirna mulai meneteskan air matanya. Tapi, segera ia usap dengan jarinya yang lentik. Untung Dito tidak lihat ia menangis. Dito masih terpaku dengan buku dairy yang dipegangnya.


23 Juni 2010

"Mama... di lembaran ini, Dito nulis tentang kesedihan Dito. Dito sangat sedih mama dan papa berpisah, dan sejak saat itu, Dito jadi malas belajar. Beberapa kali mama mukul Dito kalau mama dipanggil ke sekolah. Mama pernah melemparkan kertas-kertas ulangan Dito ke muka Dito. Bukan itu saja, mama memukul paha Dito sampai biru-biru. Mama bilang, kalau mama malu punya anak yang bodoh. Mama juga bilang... mama dan papa tidak pernah dapat nilai jelek waktu di sekolah. Mama mengancam Dito, akan dikeluarkan dari Sekolah Internasional itu, jika nilai-nilai Dito  masih jelek." Dito menahan napasnya. Diliriknya mamanya yang sudah kelihatan ingin menangis. Ia melanjutkan lagi ceritanya.

"Ma.... Begitu mama tahu Dito tidak pernah pergi les atau belajar privat, mama menjambak rambut Dito, hingga beberapa lembar rambut Dito lepas. Mama terus memukul Dito, padahal Dito sudah bilang minta maaf dan berjanji mau ikut les. Mama makin menjadi-jadi mukul Dito, padahal Dito udah bilang minta ampun berkali-kali."

Kali ini, Mirna tidak dapat menahan air matanya. Mirna memeluk Dito dengan erat. "Kenapa sayang... kenapa Dito tidak pernah ngomong tentang perasaan Dito terhadap mama." Ah... pertanyaan yang bodoh, batin Mirna. Mana sempat ia mendengarkan cerita Dito. Ia pergi sebelum Dito bangun tidur dan pulang kembali ke rumah di saat Dito sudah tertidur lelap. Kapan ia punya waktu mendengarkan keluh kesah Dito.

Mirna berkali-kali meminta Dito untuk mengerti keadaannya. Sebagai orang tua tunggal dengan pekerjaan yang begitu banyak. Dan tingkat stress yang tinggi, membuat Mirna jadi cepat pemarah.

Setiap ia melampiaskan kemarahannya pada Dito, hatinya merasa bersalah. Pasti keesokan harinya ia akan membelikan coklat dan makanan kesukaan Dito. Setiap akhir pekan, Mirna juga tidak pernah lupa membelikan mainan-mainan yang mahal untuk Dito. Mirna pikir, dengan semua itu, Dito akan memaafkannya dan melupakan kejadian pemukulan-pemukulan itu. Baju Dito telah basah oleh air mata Mirna.

"Kenapa sayang...kenapa kau hapus semua tulisanmu di buku itu? Kenapa tidak kau ijinkan mama untuk membaca dan jadi pengingat jika mama mulai marah..." Mirna menangis sesenggukan.

"Kata Bi Ijah, agar Dito disayang Allah, Dito harus memaafkan mama dan melupakan semua kebencian Dito pada mama. Kata Bi Ijah, mama sangat sayang sama Dito. Tapi, karena mama cape... jadinya mama suka marah-marah sama Dito. Dito ingin melupakan semua kebencian Dito sama mama, makanya Dito menghapus semua tulisan itu. Karena setiap Dito membaca kembali tulisan di diary, semakin kebencian Dito bertambah kepada mama. Maafkan Dito yang ga pernah ngerti mama." Dito mulai menangis.

"Tidak sayang.... mama yang harusnya minta maaf. Mama berjanji tidak akan memukuli kamu lagi. Mama sangat menyesal sekali. Jangan benci mama sayang.... mama sangat sayang Dito.... Mama hanya punya Dito." Mirna semakin erat memeluk Dito.


**********************

Selama perjalanan menuju rumah eyangnya di Bandung, Dito terlihat sangat gelisah. Beberapa kali ia memandang wajah mamanya. Mirna merangkul dan mengelus-elus kepala Dito, hingga akhirnya Dito pun tertidur di bahu mamanya. Mobil mereka sudah memasuki tol Cipularang. Di km 100, tiba-tiba....

"Jedaaarrrr !!!...." Suara benturan yang sangat keras. Mobil yang ditumpangi Mirna oleng dan terseret hingga 10 meter. Ujang, sopir berusaha mengendalikan mobil dengan membanting stir. Akhirnya mobil mereka menabrak dinding tol. Hampir sebagian besar badan mobil penyok tak berbentuk lagi. Darah segar segera membasahi jalanan. Mobil Mirna tersenggol oleh sebuah mobil sedan yang berwarna putih.

***********************

Mirna terbangun dengan pandangannya yang masih kabur. Begitu siuman Mirna baru ingat, kejadian tabrakan mobil di Tol Cipularang. Di sampingnya berdiri seorang wanita paruh baya yang masih terlihat wajah ningratnya.

"Dito.... di mana Dito maa...aku di mana...mana Dito..." Begitu mendapati tubuhnya yang tidak bisa bergerak lagi dan dengan wajah penuh dengan perban, Mirna berteriak histeris.
"Mama.... apa yang terjadi padaku..... Kenapa tubuhku sulit digerakkan..." Mirna mencoba berontak.

Wanita separuh baya yang merupakan mama Mirna tak kuasa menahan tangisannya. Sudah 5 lima hari, ia ada di rumah sakit menemani anaknya yang koma. Dan betapa bersyukurnya ia begitu tahu anaknya telah siuman dari koma. Meskipun ia harus menelan kenyataan pahit, bahwa anaknya mengalami kelumpuhan seumur hidup dengan wajahnya yang cacat.

"Mirna... Dito telah...." Mama Mirna seperti tercekat lehernya ketika ingin memberitahukan keadaan Dito.
"Apa yang terjadi dengan Dito Ma... mana Dito ma...." Mirna mulai berteriak lagi meskipun ia harus merasa ngilu dan perih di bagian wajahnya.
"Dito telah meninggal dunia nak... sabarlah sayang..." Mama Mirna menggenggam tangan anaknya erat-erat.
"Apaaaa....... tidak.... Dito tidak boleh meninggal.... Dito... mama sayang Dito.... mama sayang Dito..." Tangisan Mirna pecah memenuhi isi ruangan. Suster-suster segera berlari begitu mendengar jeritan Mirna yang sedang berada di ruang ICU.

************************

Tanah merah masih basah. Harumnya bunga yang ditabur di pusara sudah mulai kelihatan layu. Layu... seperti perasaan Mirna saat ini. Hatinya hancur berkeping-keping. Bahkan, tuhan pun tak mengizinkan dirinya untuk mengantarkan Dito ke tempat peristirahatannya yang terakhir kali. Buku diary warna merah hati masih dipegang erat oleh Mirna. Masih menyisakan tanggal dan tahun di tiap lembarnya.
sumber: http://nuhazati.blogspot.com/

My Freaky-Diary